Sukses Muslim dengan Do’a (1), Kisah Ampuhnya Do’a | Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat | Rumaysho.Com

Sedekah Yuk!!!!

Kalau melihat sebuah group di fesbuk yang bernama Sedekah Sehari Rp 1.000, saya jadi tersadar bahwa ternyata bersedekah setiap hari memanglah suatu keharusan bagi kita umat muslim. Hal ini mengacu kepada sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa “Setiap persendian manusia harus bersedekah pada setiap hari dimana matahari terbit”. (HR Bukhari)

Biasanya kita menyisihkan 2.5% dari penghasilan yang kita dapat setiap bulannya. Ternyata, sistem sedekah seperti ini masihlah kurang. Seorang muslim ada baiknya tak membiarkan satu haripun berlalu tanpa dirinya terlibat dalam kegiatan bersedekah. Namun, bagaimana jika kantong sedang pas-pasan?

Kita lihat lagi beberapa hadits dibawah ini

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Setiap muslim harus bersedekah.” Mereka bertanya: “Jika ia tidak punya?” Nabi shallallahu ’alaih wa sallam menjawab: ”Dia bekerja dengan kedua tangannya, maka ia memberikan manfaat untuk dirinya sendiri lalu bersedekah.” Mereka bertanya lagi: ”Jika ia tidak mampu atau tidak melakukannya?” Beliau menjawab: ”Ia menolong orang yang kesulitan.” Mereka bertanya lagi: ”Jika ia tetap tidak melakukannya?” Beliau menjawab: ”Hendaklah ia memerintahkan berbuat al-khair atau al-ma’ruf (kebaikan).” Mereka bertanya lagi: ”Jika ia tetap tidak melakukannya?” Beliau menjawab: ”Hendaklah ia menahan diri dari perbuatan jahat, hal itu sudah merupakan sedekah.” (HR. Bukhari)

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Setiap persendian manusia harus bersedekah pada setiap hari dimana matahari terbit. Berlaku adil di antara dua orang merupakan sedekah, dan membantu seseorang mengangkat bagasi ke atas kendaraannya atau mengangkatkan barangnya merupakan sedekah, dan ucapan yang baik merupakan sedekah, dan setiap langkah yang diayunkannya menuju sholat (berjamaah) merupakan sedekah serta menyingkirkan apa-apa yang mengganggu dari jalanan merupakan sedekah.” (HR Bukhari)

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:”Setiap perbuatan ma’ruf (kebaikan) adalah sedekah dan di antara perbuatan ma’ruf adalah engkau menemui saudaramu sekedar dengan wajah berseri-seri dan engkau menuangkan (air) dari timbamu ke dalam bejana saudaramu.” (HR. Tirmidzi)

Jelas bahwa sedekah tidaklah selalu dengan uang atau harta. Setiap perbuatan baik yang kita lakukan adalah sedekah. Bahkan senyum kepada sesama juga merupakan sedekah.

Akhir kata, jika kita dilapangkan rezekinya setiap hari oleh Allah subhanahu wa ta’ala, ayo kita bersedekah setiap hari. Jika belum, marilah kita melakukan hal yang ma’ruf dan berguna untuk sekeliling kita.

Wassalamu’alaikum…

sumber : cahya Islam

that should be us (todays women)

Aku yg hidup di zaman pemerintahan
Soeharto hingga lengsernya lalu
meninggalnya

Aku yg hidup dimana Michael Jackson hidup,
menjadi the king of pop, dan meninggalnya
krn overdosis, lalu menjadi legenda di hati
dunia (katanya… )

Aku yg hidup di era backstreet boys muncul,
menjdi boyband papan atas, dr nick carter
berambut belah tengah smpi berambut
cepak, hingga akhirnya mereka tenggelam
tanpa berita

Aku yg hidup ketika wanita mengidolakan
kbebasan dan kesetaraan gender, berslogan ”
girl power” layaknya Spice Girl.. Hingga
dipertanyakan apa makna itu semua? Ketika
kenyataannya wanita ttp direndahkan dgn
kesetaraan yg tak berprinsip tsb

Aku yg hidup dizaman ketika ada para wanita
muslim berpakaian, namun telanjang,
berwangi-wangian,dan berkelakuan lyknya
laki-laki, menyambung rambutnya tnpa
perduli agama. Malah makin bangga apabila
smakin “nakal”

Aku yg hidup dizaman ketika ” zina ” mulai
dihalalkan dgn kata “pacaran”, dan bnyknya
pasangan yg lbh sng bermain-main dgn itu
drpd menikah dgn jalan halal

Aku yg hidup ketika ” musik dan nyanyian”
merajai semua kaum dan golongan, tnpa
mengenal batasan, hingga tak dpt dibedakan
lgi mana yg muslim atau bukan. Dan lebih
konyolnya, istri ustadz ( yg dianggap
panutan ) malah kebablasan ikutan membuat
album dgn alasan dakwah.. Ironis

Aku yg hidup ktika wanita menyukai wanita,
laki-laki menyukai laki-laki dngan alasan
kbebasan individu..

Aku yg hidup dizaman ketika agama menjadi
asing, dan org2 beragama menjadi terasing,
dan ditertawakan beramai-ramai…

Aku yg hidup dizaman ketika anak-anak lebih
mengidolakan penyanyi ataupun aktor
ketimbang sahabat-sahabat nabi dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam

Inilah aku wanita akhir zaman, yg berdiri
tegak, melawan arus, berusaha tersenyum,
dan berkomitmen untuk agamaku karena inilah
aku muslimah akhir zaman

Dengan hanya mengharapkan ridha-Nya dan
Cinta-nya, ditertawakan pun aku tak peduli,
dihina pun aku tak hiraukan, dikucilkan pun
aku tak takut, karena aku berdiri diatas kebenaran

Inilah aku wanita akhir zaman, ketika kau
menutup seluruh auratmu secara
sempurna,untuk meninggikan derajatmu,
justru kau dibilang “kampungan”. Tapi perduli
apa.. Toh bukan mereka tim penilaimu…

Inilah aku wanita akhir zaman, yg berusaha
keras untuk tetap istiqomah walaupun hanya dalam
golongan minoritas..

Inilah aku wanita akhir zaman, bertahan dengan
sabar dan lebih berhati-hati dari banyaknya
“fitnah” yg mulai bias dgn “kebiasaan” saat ini

Inilah aku wanita akhir zaman, yg berharap
menjalankan sunnah dgn benar,agar bisa
menyelamatkan diri dan keluarga,menjadi
harta dunia bgi suaminya dgn mnjdi wanita
yg sholeha,menjadi ibu yg baik bgi ank2nya,
jihad di jalan Allah, dan insya Allah dpt
berkumpul kembali dgn mereka di surga Allah
swt, dan bersama-sama bertemu dengan
Nya.. Aminnnn

(Arigatou gozaimashita Grace Putri for this
inspiring note)

Sumber : heni haniah’s fb note

untuk ukhti..

Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi hanya di mata
manusia. Sedangkan yang Maha Kuasa tak
pernah memandang rupa atau pun bentuk
tubuh kita. Namun Ia melihat pada hati dan
amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi cantik fisik tak
akan pernah abadi. Saat ini para pesolek bisa
berbangga dengan kemolekan wajah ataupun
bentuk tubuhnya. Namun beberapa saat
nanti, saat wajah telah keriput, rambut pun
kusut dan berubah warna putih semua, tubuh
tak lagi tegak, membungkuk termakan usia,
tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan.
Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat,
tentu tak akan ada manusia yang mau
mendekat.

Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi kecantikan
hanyalah pemberian dan untuk apa
dibangga-banggakan? Sepantasnya
kecantikan disyukuri dengan cara yang benar.
Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara
memamerkan, memajang gambar atau
mengikuti bermacam ajang lomba guna
membandingkan rupa, sedangkan
hakekatnya wajah itu bukan miliknya.
Tidakkah engkau jengah bila banyak mata
lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari?
Tidakkah engkau malu ketika wajahmu
dinikmati tanpa permisi karena engkau
sendiri yang memajang tanpa sungkan.
Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah?
Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia
sebagian dari keimanan.

Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi apa manfaat
pujian dan kekaguman seseorang? Adakah ia
akan menambah pahala dari-Nya? Adakah
derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah
dipuji? Tak ada yang menjamin wahai ukhti.
Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu
menjadikanmu tak punya harga di hadapan-
Nya, karena kamu tak mampu memelihara
sesuai dengan ketentuan-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali
Kecantikan itu harta
berharga, bukan barang murah yang bisa
dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya
jika setiap mata begitu leluasa memandang
cantiknya rupa. Dimana harganya jika
kecantikan telah diumbar, dipajang dengan
ringan tanpa sungkan. Dimana kehormatan
sebagai hamba tuhan jika setiap orang, baik
ia seorang kafir, musyrik atau munafik begitu
mudah menikmati wajah para muslimah?

Ukhti, kamu cantik sekali
Alangkah indah jika
kecantikan fisik itu dipadu dengan kecantikan
hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak
memiliki keimanan. Apalah guna tubuh molek
memikat bila tak ada rasa malu yang lekat.
Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya. Cahaya
yang bersinar dari hati benderang penuh
keimanan. Hati yang taat senantiasa patuh
pada syariat. Hati yang taqwa, yang selalu
menjalankan perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Hati yang sederhana, yang tak
berlebihan dalam segala urusan dunia.

Ukhti, kamu cantik sekali
Maka tampillah
cantik di hadapan penciptamu karena itu
lebih berarti dari pada menampilkan
kecantikan pada manusia yang bukan
muhrimmu.
Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena
itu adalah bagian dari jihadmu. Mengabdi
pada manusia yang kamu kasihi demi
keridhaan Ilahi.

sumber: ukhti wahyuni fitri anita

Mari Bekerja

“Dari Miqdan r.a. dari Nabi Muhammad Saw, bersabda: Tidaklah makan seseorang lebih baik dari hasil usahanya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud a.s., makan dari hasil usahanya sendiri.” (H.R. Bukhari)

“Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad Saw: Sesungguhnya Nabi Daud a.s., tidak makan kecuali dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari)

“Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya ataupun tidak.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Dari Abu Abdullah Az-Zubair bin Al-‘Awwam r.a., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi ataupun tidak.” (HR. Bukhari)

“Dalam sebuah hadits Rasul saw bersabda: Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah” (Hadits Riwayat Ahmad & Ibnu Asakir )

“Rasulullah saw pernah ditanya, Pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau menjawab, Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik,” (HR Ahmad dan Baihaqi).

Dalam hadits-hadits yang disebutkan di atas, menunjukkan Read the rest of this entry »

Jilbab yang sesuai syariat

Ustadzah, saya mempunyai pertanyaan dan mohon untuk dijawab: Bagaimana jilbab yang sesuai dengan syariat? Mohon penjelasannya, jazakillah khairan.

Halimah :asy-syauqiyyah@plasa.com

Jawab :

Jilbab yang sesuai dengan syariah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Menutupi seluruh badan

Tidak diberi hiasan-hiasan hingga mengundang pria untuk melihatnya

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

“Katakanlah (ya Muhammad) kepada wanita-wanita yang beriman: hendaklah mereka menundukkan pandangan mata dan menjaga kemaluan mereka, dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa nampak darinya. Hendaklah mereka meletakkan dan menjulurkan kerudung di atas kerah baju mereka (dada-dada mereka)… (An-Nuur: 31)

Tebal tidak tipis
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Akan ada nanti di kalangan akhir umatku para wanita yang berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang…

Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalambersabda ;

“…laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka itu terlaknat”. (HR. Ath Thabrani dalam Al Mu`jamush Shaghir dengan sanad yang shahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Albani dalam kitab beliau Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 125)

Kata Ibnu Abdil Baar: “Yang dimaksud Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam sabdanya (di atas) adalah para wanita yang mengenakan pakaian dari bahan yang tipis yang menerawangkan bentuk badan dan tidak menutupinya maka wanita seperti ini istilahnya saja mereka berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang”.

Lebar tidak sempit (tidak ketat)
“Usamah bin Zaid berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memakaikan aku pakaian Qibthiyah yang tebal yang dihadiahkan oleh Dihyah Al Kalbi kepada beliau maka aku memakaikan pakaian itu kepada istriku. Suatu ketika Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya: “Mengapa engkau tidak memakai pakaian Qibthiyah itu?” Aku menjawab: “Aku berikan kepada istriku”. Beliau berkata : “Perintahkan istrimu agar ia memakai kain penutup setelah memakai pakaian tersebut karena aku khawatir pakaian itu akan menggambarkan bentuk tubuhnya”. (Diriwayatkan oleh Adl Dliya Al Maqdisi, Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan, kata Syaikh Al-Albani t dalam Jilbab, hal. 131)

Tidak diberi wangi-wangian

Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu ia melewati sekelompok orang agar mereka mencium wanginya maka wanita itu pezina.” (HR. An Nasai, Abu Daud dan lainnya, dengan isnad hasan kata Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 137)

Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Abu Hurairah mengatakan: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 141)

Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam banyak sabdanya memerintahkan kita untuk menyelisihi orang-orang kafir dan tidak menyerupai mereka baik dalam hal ibadah, hari raya/perayaan ataupun pakaian khas mereka.

Bukan merupakan Read the rest of this entry »

Adab Islami sebelum tidur

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Adab islami sebelum tidur yang seharusnya tidak ditinggalkan oleh seorang muslim adalah sebagai berikut.

Pertama: Tidurlah dalam keadaan berwudhu.

Hal ini berdasarkan hadits Al Baro’ bin ‘Azib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)

Kedua: Tidur berbaring pada sisi kanan.

Hal ini berdasarkan hadits di atas. Adapun manfaatnya sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim, “Tidur berbaring pada sisi kanan dianjurkan dalam Islam agar seseorang tidak kesusahan untuk bangun shalat malam. Tidur pada sisi kanan lebih bermanfaat pada jantung. Sedangkan tidur pada sisi kiri berguna bagi badan (namun membuat seseorang semakin malas)” (Zaadul Ma’ad, 1/321-322).

Ketiga: Meniup kedua telapak tangan sambil membaca surat Al Ikhlash (qul huwallahu ahad), surat Al Falaq (qul a’udzu bi robbil falaq), dan surat An Naas (qul a’udzu bi robbinnaas), masing-masing sekali. Setelah itu mengusap kedua tangan tersebut ke wajah dan bagian tubuh yang dapat dijangkau. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali. Inilah yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dikatakan oleh istrinya ‘Aisyah.

Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata,

كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017). Membaca Al Qur’an sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini lebih menenangkan hati dan pikiran daripada sekedar mendengarkan alunan musik.

Keempat: Membaca ayat kursi sebelum tidur. Read the rest of this entry »